Sebenarnya sudah lama banget perjalanan ke Toraja ini, tapi baru sekarang bisa nulis ke sebuah postingan. Ya, untuk share pengalaman rasanya gak ada kata basi. Apalagi bentar lagi musim liburan, ada event tahunan Lovely Desember yang rutin diadakan Pemerintah Daerah setempat. Jadi, siapa tau informasi ini bermanfaat.
Kedatangan saya ke Sulawesi sebenarnya bukan sebuat trip liburan, ada pekerjaan yang saya dan suami kerjakan di sini. Tidak hanya di Makassar tapi juga ke Pare-Pare, Palopo, Kolonedale, Bau Bau sampai Sangihe.
Perjalanan darat yang panjang kami awali dari Makassar, dan ternyata sepanjang perjalanan menyuguhkan pemandangan yang indah dan pengalaman serta kuliner yang luar biasa. Ada untungnya juga kami memilih sewa mobil, karena bisa bebas berhenti dimana saja saat menemukan spot yang bagus. Oh iya, kalau kamu hendak ke Makassar atau Toraja dan butuh mobil sewaan bisa hubungi Bang Roxy di +6281241777178 atau Pak Herman di 085342737347.
View nya menyejukkan mata |
Nantinya aku akan bikin postingan lain, masih tentang perjalanan di Celebes ini. Tapi sekarang aku akan cerita pengalaman pertama kalinya menginjakan kaki di Rantepao.
Jam 2 siang, kami masih di desa Karang-karangan, Luwu. (Baca juga: Perjalanan Di Pantai Karang-Karangan ). Kami punya waktu free sampai besoknya. Iseng aku cek wisata terdekat, dan muncullah Toraja. Ternyata jaraknya sekitar 70an km dari lokasi kami saat itu.
"Biasanya 2.5-3jam an bisa sampe atas ( Rantepao )" kata bang Edi, rekan kami yang asli Luwu.
"Ah, 2-3jam kan gak lama. Sama seperti perjalanan Tuban-Surabaya" pikirku.
Lagi pula kapan lagi bisa ke Toraja?
"Kalau nyetir sendiri kira-kira 2 jam bisa nyampe" kata Babe! sok yakin.
Ya udin, akhirnya kita putuskan sore itu juga berangkat menuju Rantepao. Sebelumnya aku juga mencari referensi jalur serta penginapan di sana. Soalnya pas nyampe pastinya udah malem, bisa ngemper kalo sampe gak dapet tempat menginap. Beberapa pilihan kami dapatkan dari TAO tapi rata-rata harganya lumanyun. Sampai kemudian, lewat sebuah postingan blog kami dapet info dan kontak penginapan Wisma Maria 1. Sayangnya ketika kami hubungi, mereka tidak menerima bookingan. Jadi FYI, rata-rata penginapan di Toraja hanya menerima walk-in guest, alias tamu yang langsung datang. Duh, dik....
Penduduk setempat biasa menyebut perjalanan ke Toraja dengan "ke atas". Secara geografis lokasinya berada di ketinggian 704-1.646 mdpl. Orang Toraja memang menempati daerah dataran tinggi. Obyek wisata utamanya adalah makam-makam yang usianya ratusan tahun, letaknya di tebing yang paling tinggi. Semakin tinggi status sosialnya maka semakin tinggi letak makamnya
Sore itu, berbekal kuota, kopi instan dan petunjuk google map meluncurlah kita dari Luwu, Bua, Palopo lalu naik kearah Rantepao. Berada di dataran tinggi, tak heran jalan menuju Toraja naik dan berkelok dengan tikungan super tajam.
Thanks God, ada google map.
Jalan berkelok dengan tikungan tajam
Hampir 30 menit berkendara, jalan semakin naik dan menyempit. Kami juga mulai jarang bersisipan dengan pengendara lain. Sampai akhirnya jalan yang kami lalui tak lagi ber-aspal. Hari mulai gelap, didepan kami hutan lebat. Kami tersesat!
Bersambung.....
Duh bersambung hehehe ... Ya sabar deh nunggu cerita selanjutnya
BalasHapusHehehe...
HapusPanjang soalnya cerita nya
Judul postingannya udah provokatif banget. JAdi mikir, bener juga ya? Turis luar aja udah ke sana, kita tuan rumah belum pernah. OIya, kalo boleh saran, seandainya memungkinkan, bisakah ukuran fotonya diperbesar? Lebih joss, mewakili keindahan yang memang ingin ditampilkan.
BalasHapusSalam kenal juga sekalian ^_^
Thanks masukannya mb,
HapusAku coba perbaiki ya
Aku punn belum pernah ke toraja hehhehehe Kalah sama bule ya. Trip saya skrng sering bawa anak, jd mungkin biar usianya agak besar jd enak dibawa kemana pun.Thanks for sharing.
BalasHapusWorth to try mba,
BalasHapusTapi emang agak ribet kalo bawa anak kecil.Karena banyak jalan dan tempat wisata makam nya bisa jadi seram buat anak2
mudah"an sempet kesana ... amin
BalasHapus