Habis libur panjang lebaran bukannya senang dan fresh, yang ada malah puyeng dengan tagihan KK yang membengkak.
Selama sekian tahun menikah, kami belum pernah merasakan mudik. Jarak rumah tempat tinggal kami dengan rumah mertua bisa ditempuh dalam waktu 15 menit an. Jadilah selama ini melihat kesibukan pemudik lewat media. Banyak channel televisi yang memberikan liputan selama lebaran. Bagaimana pemudik mempersiapkan perjalannya dan juga tentang jalur -jalur alternatif yang bisa dilalui saat terjadi kemacetan. Dan tahun ini kami berkesempatan merayakan lebaran di Blitar, tempat salah satu Om dari pihak suami tinggal. Ceritanya, Si Om ini udah pensiun dari kerjaannya di Jakarta, dan sebelum Ramadhan lalu memutuskan untuk menikmati masa tua di Blitar, kota tempat istrinya berasal. Selain saya suami dan anak, bapak mertua juga ikut serta. Tapi berhubung mobil kami imut jadilah bapak semobil dengan kakak ipar dan keluarganya. Tentu saja perjalanan kali ini merupakan hal baru yang pastinya menyenangkan.
Meskipun bukan mudik dalam arti sebenarnya ( kami berangkat di hari ke-2 lebaran ), tapi pengalaman bepergian jauh saat lebaran kali ini memberikan catatan buat saya tentang apa saja yang harus disiapkan ketika bepergian kembali bersama keluarga di kesempatan lainnya. Banyak kejadian lucu dan tak terduga. Mulai dari ribetnya packing sampai drama kehabisan uang karena terlalu mengandalkan ATM. Belum lagi Blitar merupakan kota yang sama sekali asing dan ini pertama kalinya kami kesana. Pada saat seperti itu rasanya bersyukur banget ada yang namanya Google Maps!
Berikut beberapa hal yang harus dipersiapkan agar perjalanan mudik lebaran bisa asyik:
1.) Packing serapi mungkin. Ya, kelihatannya sepele tapi bisa jadi berabe kalau anda bepergian bareng Bolo Kurowo. Maksudnya rame rame. Harus pintar menata pakaian ke dalam tas atau koper. Barang yang sekiranya sangat diperlukan diletakkan paling atas baru kemudian lainnya. Pakaian sebisa mungkin di gulung agar muat banyak. Namun yang terpenting adalah: BAWA PAKAIAN SEPERLUNYA. Kita mau bepergian, bukan fashion show. Sebisa mungkin bawa baju yang nyaman dipakai dan gampang di mix n match.
2.) Pastikan kendaraan dalam kondisi prima. Ini berlaku buat anda yang bepergian dengan kendaraan pribadi, entah roda dua maupun empat. Dalam kasus saya, ini termasuk salah satu "drama" yang saya sebut diatas. Agak nekad sebenarnya bawa mobil yang habis 'operasi secar" ( baca: turun mesin ). Sebelumnya sempat muncul ide rental saja, tapi karena berkesan mendadak dan mendekati lebaran gitu rata-rata rental mobil udah full booking semua. Jadilah kami bawa kendaraan yang belum sebulan keluar dari bengkel. Sempat kejadian lampu kota mati dan aroma kampas kopling terbakar saat melewati jalan yang menanjak. Untungnya suami udah menyiapkan peralatan dan dengan bantuan kakak ipar Alhamdulillah teratasi.
3.) Siapkan uang tunai secukupnya. Ya, saya tegaskan lagi SECUKUPNYA. Termasuk didalamnya, uang pecahan atau receh. Meskipun banyak yang beranggapan bahwa menggunakan kartu debit lebih aman tapi percayalah, di daerah - daerah tertentu uang tunai jauh lebih berguna ketimbang gesek. Dimana ATM tidak sebanyak kota besar maka peran uang tunai amat sangat penting.
4.) Bawa bekal. Sebenarnya waktu itu bawa bekal karena pengen irit. Apalagi kita perginya rame -rame dan ada keponakan yang masih kecil dan harus membawa makanan dari rumah. Dan ternyata sodara - sodara, hampir semua rumah makan yang kami temui sepanjang perjalanan penuh sesak oleh pengunjung. Apa jadinya kalau perut sudah terlanjur lapar dan masih harus antre. Snack dan cemilan yang saya bawa juga sangat membantu saat terjebak macet di daerah Jombang.
5.) Bawa obat - obatan ringan. Beberapa hari sebelum berangkat saya menyempatkan untuk mengecek kembali persediaan obat di mobil dan menambahkan beberapa obat - obatan ringan seperti obat masuk angin, minyak kayu putih,balsem dan obat gosok. Saya juga memasukkan beberapa lembar pembalut serta pantyliner.
6.) Charger dan Power Bank. Sebelum berangkat pastikan seluruh gadget baterainya telah terisi penuh. Siapkan pula Google Maps untuk antisipasi jalur alternatif. Ini adalah pertama kalinya kami ke Blitar. Suami juga belum paham benar jalur - jalur yang akan dilalui. Berterimakasih ada Google Maps dan operator selluler dengan sinyal mantap.
Setelah perjalanan jauh, Alhamdulillah sampai juga di Blitar. Rumahnya asri banget, bikin betah. |
Setelah perjalanan selama kurang lebih 5 jam sampai juga kita di Blitar. Agak lama memang. itu dikarenakan selama perjalanan kami sempat mampir beberapa tempat untuk beristirahat karena tidak ada yang gantiin nyetir. Bahkan saat melewati Kediri, kami sempat mampir ke Simpang Lima Gumul yang konon merupakan Arch de Triomphe nya Indonesia @_@.
Berpose di depan ikon Kota Kediri |
Blitar merupakan kota di Jawa Timur yang berada di kaki gunung Kelud. Tak heran udaranya sangat dingin, khas pegunungan. Hampir setiap pekarangan rumah warga ditanami dengan pohon rambutan dan alpukat. Sayangnya kita belum berkesempatan petik buah karena sedang tidak musim. Selain itu, di kota ini juga terdapat makam presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Pintu masuk Kampung Coklat. Pengunjung sampai berdesak desakan |
Saat perjalanan pulang, kami mampir ke beberapa obyek wisata seperti Telaga Rambut Monte dan Kampung Coklat yang berada di
Jl. Banteng - Blorok No. 18 RT. 01 / RW. 06, Desa Plosorejo, Kademangan, Blitar, Jawa Timur. Sebenarnya agak kecewa saat masuk ke Kampung Coklat, karena saking ramainya pengunjung sampai berdesak - desakan. Didalamnya merupakan perkebunan tanaman kakau yang merupakan bahan utama pembuat coklat. Ada juga food court, area bermain anak, Cooking Class, aneka snack dan olahan dari coklat serta
fish pedicure atau terapi ikan dengan cara memasukkan kaki ke kolam. Dan percaya atau tidak, untuk menikmati semua fasilitas itu kita hanya membayar retribusi 5 ribu plus tambahan 5 ribu untuk yang ikut cooking class dan itupun kita dipersilahkan membawa pulang coklat yang dihias tadi.
Wefie di tengah kebun pembibitan Tanaman Kakau sebagai bahan utama pembuatan coklat |
Salah satu sudut Kampung Coklat yang instagramable |
Keseruan anak - anak menghias coklat di Cooking Class |
Coklat yang sudah dihias boleh dibawa pulang sebagai souvenir |
Diantara rimbunnya pohon kakau. Mungkin abang lelah ya? |
Sungguh pengalaman mudik yang menyenangkan. Apalagi selama perjalanan saya juga selalu update http://www.diaryhijaber.com/ untuk mendapat informasi - informasi menarik seputar muslimah.
Oh iya, pada tanggal 7-8 Agustus 2016 nanti Diary Hijaber mengadakan event Hari Hijaber Nasional yang di gelar di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Pastinya bakalan seru karena selain fashion show ada pula talkshou serta tausiah. Psssttt.....di event ini nanti insyaallah akan di hadiri oleh pasangan Dude Herlino dan Alyssa Soebandono juga Ustaadz Maulana. Jadi, yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya save the date, jangan sampai ketinggalan ya.
Ke Blitar lewat kediri tu darimana mbak? Aku mesti lewat malang-kepanjen-wlingi. Dan receh itu emang penting terutama pas lewat jembatan bendungan
BalasHapusAku dari Tuban mbak. Jadi rute nya Tuban-Ngimbang-Jombang-Kertosono(Braan)-Kediri-Blitar
Hapuswallh keren :D SAYANG,E PAS itu aku g ikut :( :( hehehe
BalasHapusHehehe....lebaran kemaren sibuk bikin acara sendiri ya.
HapusDuh itu bekal cokelatnya saya baru lihat mbak maklum soalnya saya tidak terlalu mendetail mbak soal cokelat kalau bekel biasanya kalau saya mah suka bawa nasi saja.
BalasHapusCoklat itu buah tangan yang dibeli sewaktu di Kampung Coklat. Kalau soal bekal, saya emang hampir selalu bawa pas bepergian. Selain seringnya pergi rame2 sekeluarga juga buat jaga2 pas kejebak macet.
Hapus